GLADI KOTOR 5 OKT 2011 @ BELAWAN





















Baca Selengkapnya...

Cara Aman Mengemudikan Mobil di Lintasan Off-road




Jika Anda menyenangi alam, melakukan perjalanan atau “travelling” akan menjadi  menu wajib di kala liburan atau akhir minggu. Khususnya bagi mereka yang gemar melakukan ekspedisi di tempat baru. Jalan rusak atau off-road pun harus ditaklukan. Bagi yang sudah punya jam terbang tinggi, tentu saja bisa melewatinya dengan mantap.
Namun bagaimana dengan mereka  yang belum pernah menjajaki trek tanah? Kemungkinkan akan dihantui rasa takut atau was-was. Berikut ini beberapa tips dan trik sebagai panduan ketika Anda ingin Anda mencoba kehebatan mobil kebanggaan di medan non-aspal.
  1. Pahami benar daerah yang dituju dan sesuaikan dengan kemampuan mobil yang akan digunakan. Anda tentu tidak akan memaksakan membawa sedan bila lintasan tersebut penuh dengan gundukan tanah atau sedikit terjal. Kalau dipaksakan, bukannya pengalaman menarik yang diperoleh, malah kesusahan. Mobil Anda bisa saja “terperangkap” atau rusak karena menerjang rintangan.
  2. Pastikan mobil yang Anda gunakan  'siap tempur'. Ketahui  ketinggian bagian kolong paling dekat ke permukaan tanah (ground clearence), sudut datang dan sudut pergi mobil. Dengan ini bisa diketahui mobil bisa melintas kubangan , tanjakan atau turunan dengan baik.
  3. "Jangan pernah membuat jalur baru meski terlihat lebih baik. Tetaplah dijalur yang sering dilewati karena sudah tentu lintasan tersebut aman," jelas juara nasional reli Indonesia, Rifat Sungkar. Selain itu jaga traksi agar stabilitas kendaraan bisa dikontrol.
  4. Subhan Aksa, pereli nasional menambahkan, "Jangan pernah tertipu oleh tikungan di depan Anda. Bisa jadi apa yang terlihat di depan mata, akan berbeda dengan yang berada di ujung. Lebih baik mengatur kecepatan saat memasuki tikungan dan pastikan di ujung tikungan tersebut aman untuk melanjutkan laju kendaraan."

    Hal ini menjadi sangat penting karena banyak pengemudi tergoda ingin nge-gas saat melihat sebuah tikungan besar padahal di ujung tikungan tersebut terdapat handycap yang cukup menantang seperti menyempit ataupun gundukan tanah yang mengilangkan daya jejak ban ke tanah.
  5. Sesuaikan kecepatan dengan kondisi trek dan stabilitas mobil. Jangan memaksa terlalu kencang ketika terjadi guncangan cukup besar. Selain membuat tidak nyaman, stabilitas kurang karena mobil cenderung liar.

    Tips lain dari Rifat dan Subhan saat ditemui KOMPAS.com ketika memberi pengarahan di acara Family Gathering Mitsubishi minggu lalu, saat melintasi  jalan basah dan licin, kurangi kecepatan dan jangan melakukan manuver secara tiba-tiba. (Kompas 28 September 2011)

Baca Selengkapnya...

KENANGAN DI SMA NEGERI 1 SIBOLGA TH' 95







Baca Selengkapnya...

ARTI "BONA NI PINASA" BAGI BANGSA BATAK



Bagi suku bangsa Batak, istilah Bona ni Pinasa bukanlah suatu hal yang baru. Terjemahan dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah “pohon nangka”. Bila terdengar dalam suatu kalimat berbahasa batak arti Bona ni Pinasa tak lain adalah sebuah perumpamaan yang melambangkan “Huta Hatubuan” atau kampung tempat kita dilahirkan.
Dari sekian banyak jenis pohon kenapa para leluhur suku bangsa batak harus menggunakan pohon nangka sebagai salah satu simbol dalam kehidupan sehari-harinya. Hal Inilah dipercaya membuat orang-orang keturunan Batak yang berada di tanah perantauan bahkan diseluruh dunia akan selalu ingat jati dirinya.

Ada beberapa arti yang tersirat di dalamnya yaitu antara lain :

PERTAMA, bila kulit pohon dilukai, digeret atau ditebas maka akan mengeluarkan getah yang berwarna putih dan akan mengalir terus memanjang ke bawah selama ia masih ada. Diumpakan terhadap keluarga dan keturunan orang Batak yang berada di perantauan dimana pun ia berada bila diurutkan tarombo (silsilah) akan tetap terhubung dan akan ingat kampung halaman.  

KEDUA, dalam satu buah nangka yang utuh terdapat buah dalam jumlah banyak dan terpisah oleh sekat-sekatnya. Dalam daging buah terdapat biji. Daging buah adalah bagian yang dapat dimakan dan diumpamakanlah ini sebagai jabu/rumah yang banyak berada dalam satu perkampungan.

KETIGA, sekat-sekat pembatas antara buah tersebut diumpamakan sebagai aturan, norma maupun adat istiadat yang mengatur hubungan antar keluarga dalam satu huta/kampung. Demikianlah eratnya hubungan antara sesama seperti rekatnya buah dan sekat pembatasnya.

KEEMPAT, kulit buah nangka yang membungkus seluruh buah diumpamakan sebagai seorang pemimpin / raja yang berkuasa atas satu huta/kampung.

KELIMA, biji buah nangka diumpamakan sebagai orang-orang penduduk kampung hidup secara turun temurun. Sebab kalau biji nangka ditanam dan dirawat akan dapat tumbuh.

KEENAM, getah pohon diumpamakan sebagai (mudar) darah. Seorang ibu akan merasa kesakitan dan mengeluarkan darah pada saat melahirkan/persalinan, demikianlah setiap keturunan Batak dilahirkan, dibesarkan dan dewasa dengan perjuangan dan pengorbanan orang tua/nenek moyangnya. Sehingga tidak boleh sekali-sekali melupakan kesusahan orang tua itu.

KETUJUH, batang kayu pohon nangka terkenal sangat kuat, keras, demikian juga akarnya tertanam banyak dan dalam ke bawah tanah. Inilah sebagai simbol betapa kuat dan teguhnya adat bagi orang Batak.

Banyak lagi kegunaan dari bagian-bagian pohon nangka (bona ni pinasa) yang berguna bagi manusia dan dapat dilambangkan bagi kehidupan bangsa Batak.   

Pada jaman dahulu kala leluhur bangsa batak sering hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya untuk mencari lahan pertanian, peperangan antar huta, mencari krhidupan yang lebih layak dan lainnya. Lazimnya kebiasaan mereka bila sudah menempati tempat tinggal baru dan diam disana, mereka menanam pohon nangka (“pinasa”). Itulah sebagai simbol kehidupannya dan termasuk dapat memenuhi beberapa keperluan dari pohon nangka tersebut.

Bila mereka harus meninggalkan tempat tersebut atau dengan kata lain pindah ke tempat lain, suatu hari mereka akan selalu ingat ke huta panuanan ni pinasa tadi. Mereka akan mencari dan menemukan bona ni pinasa itu sudah besar pohonnya dan berbuah banyak. Sehingga timbul lagi keinginan dalam hati untuk tinggal dan diam disana.

Demikianlah leluhur bangsa Batak membuat istilah Bona ni Pinasa sebagai suatu lambang perikehidupan dan kebiasaan untuk dapat dimengerti anak cucu keturunannya.


Baca Selengkapnya...

HANTU API (GHOST OF FIRE)




Asiknya bermain kembang api. Fotonya diambil waktu anakku sedang main kembang api. Kilauan cahaya api bisa terlihat indah memukau. Bagian yang paling menarik dari api adalah geloranya, pada saat percikan pertama. Sama seperti gelora semangat manusia pada saat beraktifitas.
Baca Selengkapnya...

PEMIMPIN REPUBLIK DITAWAN BELANDA DI BRASTAGI

Pasanggrahan Brastagi
Tanggal 22 Desember 1948 kira-kira jam 10.00, iring-iringan konvoi 8 kendaraan memasuki halaman Pasanggrahan Brastagi. Karno Sobiran pelayan di Pasanggrahan itu memperhatikan orang-orang yang turun dari kendaraan tersebut.

Astaqfirullah, Presiden Soekarno rupanya yang keluar dari salah satu kendaraan yang tertutup itu. Kemudian menyusul dua orang lainnya yang juga sudah ditanda Karno Sobiran yaitu H. Agus Salim dan Sutan Syahrir. Karno Sobiran segera menyongsong Bung Karno dan membawa kopornya ke kamar nomor 1. Hanya kamar mandi ini yang kamar mandinya ada di dalam. Sedang kamar yang disediakan untuk H. Agus Salim dan Sutan Syahrir tidak ada kamar mandi dalamnya.

Setelah Karno Sobiran mengantar Bung Karno ke kamarnya, dan meletakkan kopor Bung Karno ia pun segera keluar kamar untuk mengambil minuman yang sudah disediakan istrinya Saniah.

* “Siapa nama kamu?”

- “Karno Pak”

* “Lho kok pakai nama saya?”

- “Secara Kebetulan Pak”

*  (Bung Karno angguk-angguk dan tersenyum).

Menurut cerita Karno Sobiran, selama Bung Karno ditawan di Brastagi itu penjagaan bukan main ketatnya. Disekeliling Pasanggrahan ditempatkan beberapa senapan mesin berat dengan pengawalan dan pasukan infantry Belanda begitu berlapis.

            Setelah magrib Karno Sobiran masuk ke dalam kamar Bung Karno dan memijit-mijit betis beliau.

-          “Pak…” tegur Karno Sobiran, “itu yang menjadi tentara Belanda adalah bangsa kita Indonesia.”

·         “Taka apa, mereka tidak mengerti. Sebetulnya mereka yang menjadi tentara Belanda itu diambil oleh Belanda dari tentara ‘Romusha Jepang’. Dan mereka tidak kenal saya, demikian Bung Karno.

Dalam kesempatan itu, Bung Karno juga menceritakan pengalaman ketika diasingkan oleh Belanda ke Bengkulu. Satu hal yang sangat penting yang dikatakan oleh Bung Karno kepada Karno Sobiran adalah sebagai berikut,

·         “Kalau tahu No… kita bisa merdeka berkat rahmat Allah. Kalau kita pikir mana mungkin kita bisa merdeka, lawan kita sangat lengkap senjatanya. Sedangkan kita hanya dengan bambu runcing. Yang sudah lalu dan berbagai kesulitan yang kita alami tidak usah diingat-ingat lagi, sehingga yang penting sekarang kita atur perjuangan ini sehingga kita bisa mencapai kemenangan”



4 Sedadu Belanda membelot

            Menurut Karno Sobiran, Bung Karno sangat rajin shalat. Tiap pagi jam 08.00 Bung Karno melakukan gerak jalan di sekeliling Pasanggrahan, sambil menghirup udara yang segar pagi hari. Semua itu dilakukan untuk kesehatan tubuhnya. Satu hal yang sangat terkesan bagi Karno Sobiran adalah wibawa Bung Karno.

            Pada satu sore Bung Karno duduk-duduk di bawah pohon rindang di samping Pasanggrahan tidak jauh dari tempat itu ada tentara Belanda asli juga ada di bawah pohon itu. Dari jauh kelihatan Belanda-Belanda itu sangat terkesima mendengar apa yang dikatakan oleh Bung Karno. Di depan Bung Karno itu kelihatan Belanda-Belanda itu seperti tidak berkutik. Hal ini tidak lain karena besarnya wibawa Bung Karno.

            Karno Sobiran sungguh tidak menyangka bahwa 4 orang tentara Belanda yang mengawal Bung Karno dan bicara-bicara dengan Bung Karno telah pergi meninggalkan satuannya menuju kea rah barat. Kehilangan 4 orang serdadu Belanda itu telah merepotkan komandannya. Menurut Karno Sobiran, kemudian dia mendengar kabar salah seorang serdadu Belanda itu tewas ditembak oleh temannya sendiri karena dia ragu untuk membelot. Karno Sobiran tidak tahu kemana perginya tiga orang lagi serdadu Belanda itu, apakah ditangkap. Belakangan diketahui tiga orang tentara Belanda itu membelot ke pihak Republik bergabung dengan pasukan Republik.  
Baca Selengkapnya...

4 MUSTANG BELANDA SERANG KEDUDUKAN MERIAM REPUBLIK DEKAT KUTARAJA (BANDA ACEH)


Hari itu tanggal 12 Juni, empat buah Mustang Belanda datang dari arah Pulau Sabang yang merupakan pangkalan Belanda. Sampai di atas kota pelabuhan Uleue Lheue keempat pesawat itu menyusur pantai. Seolah-olah mereka ingin mengetahui dan memancing agar meriam yang menyalak menghantam kapal perang Belanda bersuara lagi. Pesawat itu mulai melakukan penembakan. Melihat iring-iringan Mustang Belanda yang terbang agak rendah itu membuat pelayan meriam pantai dan penangkis serangan udara ingin memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.  

Pelayan-pelayan meriam anak buah Letnan Djuned Nurdin tidak membiarkan kesempatan yang baik ini. Peluru segera dimuntahkan ke arah pesawat-pesawat Mustang Belanda itu. Mengetahui ada tembakan dari bawah pesawat-pesawat itu mulai menyebar. Mustang Belanda tidak bisa melakukan serangan serentak untuk membikin “lumat” meriam Republik ini. Sebabnya letak meriam diatas sebuah bukit yang dibelakangnya ada bukit yang lebih tinggi lagi. Hal ini membuat tidak leluasanya pesawat-pesawat menukik menyerang kemudian kemudian naik lagi. Penyerangan terpaksa dilakukan satu demi satu. Satu menukik dan naik, kemudian disusul oleh yang lain. Tapi para pejuang itu sedikitpun tidak gentar. Karena pertempuran darat-udara yang serupa ini memang telah dinanti. 

Dalam pertempuran yang dapat dikatakan cukup seru dan tidak berimbang itu, seorang prajurit yang bernama Djafar saat mencoba mengarahkan laras meriam kena tembak dibagian kening hingga tembus ke belakang. Sementara itu pelayan peluru bernama Ali Diman kena peluru Mustang Belanda hingga kakinya putus. Korban ini jatuh setelah beberapa waktu lamanya pertempuran berlangsung. Karena penentu arah meriam telah gugur dan pelayan peluru terluka, tentu saja meriam itu tidak bisa menyalak lagi. Tapi serangan bertubitubi dari Belanda masih diteruskan. Tiba-tiba entah darimana datangnya awan hitam gelap seolah-olah memayungi tempat bertempur itu, padahal udara waktu itu begitu cerah. Karena awan tebal itu membuat mustang-mustang Belanda menghentikan serangannya.  

Ali Diman seorang prajurit yang gagah berani itu dirawat di Rumah Sakit Umum Banda Aceh. Dalam masa perawatan di RSU Banda Aceh Presiden Soekarno sempat mengunjungi Ali Diman pada juni 1948 sekaligus menyematkan Bintang Gerilya kepadanya. Dan ini merupakan Bintang Gerilya Pertama yang disematkan oleh Presiden. 

Pertempuran darat-udara ini terjadi di bukit Sampe (Gle Gurah) dekat Banda Aceh. Dan dipimpin langsung oleh Letnan Djuned Nurdin Komandan Artileri Laut, Uleu Lhue- Banda Aceh. Diantara begitu banyak Batalyon di Medan Area yang menghadapi pasukan Belanda dengan persenjataannya yang lengkap. Diantaranya terdapat komandan-komandannya antara lain Kapten Trisno Mardjoenet, Letnan A.S.Rangkuty, Sarwin Saragih, Tugimin, Syamsul Sulaiman dan lain-lain. 

* Booklet Peristiwa Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Sumatera Utara, DPD Legiun Veteran RI (LVRI) Prov. Sumatera Utara 17 Agustus 2011
Baca Selengkapnya...

GAGAL DISUAP BUNG KARNO HENDAK DIRACUN

Pasanggrahan Brastagi
Sejak Bung Karno ditawan di Pasanggrahan Brastagi, Bung Karno tidak mau makan yang disediakan oleh Belanda. Makanan yang disediakan di Pasanggrahan berbagai macam makanan kaleng, daging kaleng dan sebaginya. Dan yang mengurus makanan yang disediakan Belanda ada dua orang koki Tionghoa.

Karena Bung Karno hanya mau makan makanan yang disediakan oleh Karno Sobiran dan dimasak oleh istrinya, maka apa yang dimanakan oleh Karno Sobiran itulah yang dimakan oleh Bung Karno. Kalau dia pergi ke pasar untuk berbelanja di pasar Brastagi, dilebihkan sedikit untuk Bung Karno. Setiap dia pergi ke pajak untuk belanja, Karno Sobiran tetap dikawal oleh serdadu Belanda dan tidak boleng ngomong dengan siapapun. Menurut Karno Sobiran, Bung Karno senang makan sayur-sayuran karena sayuran itu sehat.

Petinggi-petinggi Belanda baik yang ada di Medan, Jakarta maupun di negeri Belanda sangat kecewa dan malu karena mereka tidak berhasil “mengerjai” Bung Karno atau menyuap Bung Karno dengan uang yang banyak. Karena mereka mungkin sudah “kalap” akhirnya bermaksud membunuh Bung Karno dengan racun.

Pada suatu hari ketika Karno Sobiran hendak melangkah membawa makanan menuju kamar tidur Bung Karno, segera dicegat oleh seorang Letnan Belanda. Kepada Karno Sobiran disodorkan satu botol kecil racun dan disuruh tuangkan dalam kedalam makanan Bung Karno. Letnan Belanda itu berkata, “Masukkan ini racun dalam makanan tamu itu, supaya dia mampus.” “Gila kau…!!!” bentak Sobiran terhadap Letnan Belanda itu. “Kalau kuberitahu sama Bapak itu nanti kau seperti tikus disiram minyak”, kata Karno Sobiran lagi. Belanda itu diam tidak berkutik. 

Saking marahnya Karno Sobiran kepada Letnan Belanda itu, dia tidak peduli kalau apa yang diperintahnya ditolak, dia akan ditembak, rasanya dia sudah rela dan ikhlas. Mengenai rencana Belanda hendak meracun Bung Karno, hal ini oleh Karno Sobiran waktu itu tidak disampaikan kepada Bung Karno, karena takut beliau kecil hati. Lagipula Bung Karno telah ada firasat kemungkinan dia akan diracun oleh Belanda.
Dengan gagalnya Belanda menyuap Bung Karno dengan uang yang begitu banyak, dan gagal pula meracun beliau, sudah tentu Belanda sangat malu dan terpukul. Apalagi kemudian didengar ada gerakan TNI dan lascar yang berusaha mendekati Pasanggrahan tempat Bung Karno ditawan dengan maksud membebaskan beliau. Mungkin karena pertimbangan itu, maka Bung Karno dipindahkan ke Parapat setelah 12 hari ditawan di Pasanggrahan Brastagi.

Hari masih pagi jam menunjukkan angka 9, konvoi yang akan membawa Bung Karno, H.Agus Salim dan Sutan Syahrir ke Parapat telah disiapkan di depan Pasanggrahan. Dan kendaraan untuk Bung Karno dan dua orang pemimpin Republik ini juga telah standby. Pada saat hendak berangkat Bung Karno sempat meninggalkan beberapa pesan kepada Karno Sobiran. Tidak lama kemudian iring-iringan konvoi berangkat meninggalkan Pasanggrahan Brastagi menuju Parapat. 

 * Booklet Peristiwa Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Sumatera Utara, DPD Legiun Veteran RI (LVRI) Prov. Sumatera Utara 17 Agustus 2011
Baca Selengkapnya...

Berita Terkini