Bagi suku bangsa Batak, istilah Bona ni Pinasa bukanlah
suatu hal yang baru. Terjemahan dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah “pohon
nangka”. Bila terdengar dalam suatu kalimat berbahasa batak arti Bona ni Pinasa
tak lain adalah sebuah perumpamaan yang melambangkan “Huta Hatubuan” atau
kampung tempat kita dilahirkan.
Dari sekian banyak jenis pohon kenapa para leluhur suku
bangsa batak harus menggunakan pohon nangka sebagai salah satu simbol dalam
kehidupan sehari-harinya. Hal Inilah dipercaya membuat orang-orang keturunan
Batak yang berada di tanah perantauan bahkan diseluruh dunia akan selalu ingat
jati dirinya.
Ada beberapa arti yang tersirat di dalamnya yaitu antara
lain :
PERTAMA, bila kulit pohon dilukai, digeret atau ditebas
maka akan mengeluarkan getah yang berwarna putih dan akan mengalir terus
memanjang ke bawah selama ia masih ada. Diumpakan terhadap keluarga dan
keturunan orang Batak yang berada di perantauan dimana pun ia berada bila
diurutkan tarombo (silsilah) akan tetap terhubung dan akan ingat kampung
halaman.
KEDUA, dalam satu buah nangka yang utuh terdapat buah dalam
jumlah banyak dan terpisah oleh sekat-sekatnya. Dalam daging buah terdapat biji.
Daging buah adalah bagian yang dapat dimakan dan diumpamakanlah ini sebagai
jabu/rumah yang banyak berada dalam satu perkampungan.
KETIGA, sekat-sekat pembatas antara buah tersebut
diumpamakan sebagai aturan, norma maupun adat istiadat yang mengatur hubungan
antar keluarga dalam satu huta/kampung. Demikianlah eratnya hubungan antara
sesama seperti rekatnya buah dan sekat pembatasnya.
KEEMPAT, kulit buah nangka yang membungkus seluruh buah
diumpamakan sebagai seorang pemimpin / raja yang berkuasa atas satu
huta/kampung.
KELIMA, biji buah nangka diumpamakan sebagai orang-orang
penduduk kampung hidup secara turun temurun. Sebab kalau biji nangka ditanam
dan dirawat akan dapat tumbuh.
KEENAM, getah pohon diumpamakan sebagai (mudar) darah.
Seorang ibu akan merasa kesakitan dan mengeluarkan darah pada saat
melahirkan/persalinan, demikianlah setiap keturunan Batak dilahirkan, dibesarkan
dan dewasa dengan perjuangan dan pengorbanan orang tua/nenek moyangnya. Sehingga
tidak boleh sekali-sekali melupakan kesusahan orang tua itu.
KETUJUH, batang kayu pohon nangka terkenal sangat kuat,
keras, demikian juga akarnya tertanam banyak dan dalam ke bawah tanah. Inilah sebagai
simbol betapa kuat dan teguhnya adat bagi orang Batak.
Banyak lagi kegunaan dari bagian-bagian pohon nangka
(bona ni pinasa) yang berguna bagi manusia dan dapat dilambangkan bagi
kehidupan bangsa Batak.
Pada jaman dahulu kala leluhur bangsa batak sering hidup
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini disebabkan oleh
berbagai hal diantaranya untuk mencari lahan pertanian, peperangan antar huta,
mencari krhidupan yang lebih layak dan lainnya. Lazimnya kebiasaan mereka bila
sudah menempati tempat tinggal baru dan diam disana, mereka menanam pohon
nangka (“pinasa”). Itulah sebagai simbol kehidupannya dan termasuk dapat
memenuhi beberapa keperluan dari pohon nangka tersebut.
Bila mereka harus meninggalkan tempat tersebut atau
dengan kata lain pindah ke tempat lain, suatu hari mereka akan selalu ingat ke huta panuanan ni pinasa tadi. Mereka akan
mencari dan menemukan bona ni pinasa itu sudah besar pohonnya dan berbuah
banyak. Sehingga timbul lagi keinginan dalam hati untuk tinggal dan diam
disana.
Demikianlah leluhur bangsa Batak membuat istilah Bona ni Pinasa sebagai suatu lambang
perikehidupan dan kebiasaan untuk dapat dimengerti anak cucu keturunannya.