Tolong ajarkan saya, ya Tuhan...
Saya ingin tahu bagaimana berdoa dengan tepat.
Saya butuh beberapa kata-kata, mana yang benar? Tolong beritahu saya apa yang harus dikatakan.
Saya harus menundukkan kepala, saya harus berlutut atau saya harus berdiri tegak?
Saya harus menutup mata saya, saya harus mengangkat tangan saya, atau haruskah saya melipat tangan?
Apakah saya harus berdiri... Atau harus duduk?
Ya Tuhan … manakah yang Kau sukai?
Apakah lampu harus dinyalakan... Atau dimatikan?
Mungkin pakai lilin?
Apakah saya harus berbisik atau berteriak?
Apakah saya harus mengutip dari firman Tuhan?
Bagaimana dengan masalah waktu?
Apakah Kau lebih suka fajar?
Apakah saya harus berdoa dengan cepat atau lambat?
Lebih baik pendek … atau panjang?
Saya masih baru dengan ini, bagaimana aturannya Tuhan?
Saya ingin melakukannya dengan benar.
Bagaimana saya tahu Kau mendengarkan... Dan memandang saya?
Dan ketika saya duduk dengan tenang menanti jawabNya, saya mendengar sebuah suara berkata: “Oh, anakKu yang kukasihi. Apakah kau berpikir bahwa Aku sungguh-sungguh peduli mengenai waktunya, mengenai cara berdiri, atau berlutut saat kau berdoa?” “Aku tidak peduli sikapmu atau tempat yang kau pilih. Bukalah jiwamu bagiKu. Aku tidak punya peraturan lain. Beritahu Aku apa yang ada dalam hatimu. Dan beritahu apa yang kau cari. Beri tahu aku kesedihanmu. Dan segala hal yang membuatmu lemah. Bicara padaKu secara pribadi. Tentang kekuatiranmu yang terbesar.
Aku tahu perbuatanmu, kamu tak perlu untuk membual.
AnakKu, kamu tidak memerlukan pelajaran.
Hanya bicaralah padaKu tiap hari. Katakan padaKu apa pun yang ingin kau katakan.
AnakKu tersayang, setiap orang dapat berdoa.”
Posted on Selasa, 31 Januari, 2012 by saat teduh.