OPERASI BARBAROSSA (Jerman vs Rusia)




BARBAROSSA OPERATION



Operasi Barbarossa adalah sebuah operasi kampanye militer tentara Jerman (Nazi) di bawah pemerintahan Hitler untuk menyerang Rusia. Pelaksanaannya antara tahun 1941 samapai dengan tahun 1944. Pada operasi ini peranan sang “Fuhrer” sangat sangat mendominasi.

Setelah menaklukkan Polandia pada tahun 1939 dan Perancis pada 1940, Hitler juga ingin menguasai seluruh daratan Eropa dengan pasukan terkuatnya yaitu “Divisi Panzer”. Untuk wilayah Eropa bagian barat umumnya telah direbut dengan mudah apalagi Hitler dibantu oleh sekutu terdekatnya yaitu Benito Musolini. Tentara Jerman dengan divisi Panzer terkenal mematikan karena mereka memiliki taktik penyerangan yang sangat dahsyat dan dikenal dengan sebutan “Taktik Blitzkrieg”.

Karena kedahsyatan serangan Pasukan Panzer ini, Hitler merasa yakin dan optimis dapat menyerang Rusia di bawah pemerintahan Josef Stalin dan sekaligus menaklukkannya pada tahun 1941. Ambisi Hitler juga semakin bulat karena di bawah kekuasaannya terdapat Jendral-Jendral Nazi yang juga terkenal sangat pintar dan cerdik.

Awalnya rencana penyerbuan ke Rusia ini dihalangi oleh beberapa hal di antaranya sebagian besar Jendral masih pesimis tidak mampu menghadapi “Tentara Merah” Soviet dan juga keadaan medan dan cuaca Rusia yg terkenal sangat ekstrim. Ditambah lagi dengan kekalahan Musolini di Yunani. Akibatnya pelaksanaan kampanye militer ke Rusia tertunda.

Setelah tertunda, akhirnya Hitler memutuskan menyerang Rusia pada tanggal 22 Juni 1941. Diawali dengan serangan udara dengan menggunakan pesawat Luftwaffe. Setelah itu menggunakan pesawat Heinkell He-111 dan pembom tukik Junkers Ju-87 Stuka. Pesawat- pesawat ini bertugas untuk menghancurkan pesawat-pesawat Rusia yang berada di apron, yang sedang Take/off dan juga yang sudah mengudara. Sehingga Supremasi di udara dapat dicapai. Selain itu sasaran juga di arahkan ke sasaran Strategis milik Rusia lainnya yang ada di daratan. Hal ini dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan lawan atau mengurangi daya gempurnya. Sehingga pasukan Jerman yang melaksanakan operasi pertempuran di darat dapat melaksanakan serangan tanpa mengalami kesulitan. Setelah itu Divisi Panzer yang memiliki ratusan panser dan kendaraan lapis baja lainnya melaksanakan serangan terhadap garis pertahanan Soviet.

Serangan Jerman ke Rusia dilakukan serentak melalui 3 jurusan yaitu Grup Utara bergerak dari Prusia Timur dengan tujuan menguasai Leningrad, Grup Tengah dari utara Rawa Pripet untuk menyerbu dan menguasai ibukota Uni Soviet, dan Grup Selatan dari selatan Rawa Pripet untuk menyerang dan menguasai wilayah Ukraina serta merebut, Kiev. Hanya dalam waktu 1 minggu Jerman telah dapat masuk ke wilayah Rusia hingga sejauh 200 km. Kekuatan Tentara Jerman pada saat itu terdiri atas Angkatan darat yang memiliki pasukan antara 8 – 10 juta personel tergabung dalam 250 divisi, 30.000 tank dan 16.000 pesawat terbang. Penggunaannya yang efektif di bawah komando dan kendali Jenderal-Jenderal Jerman yang pandai menjadikan kekuatan Divisi Panzer menjadi terkenal dan ditakuti lawan-lawan di medan pertempuran.

Pasukan Rusia yang juga dikenal keras dan kuat serta dan memiliki jumlah tentara yang tidak jauh berbeda dibanding dengan Jerman pada dasarnya telah mengetahui jauh hari sebelum dilaksanakannya serangan. Namun sistem bertahannya masih defensif dan menggunakan sistem bertahan yang masih kolot. Dimana Rusia masih menggunakan parit-parit yang panjang untuk bertahan dan persenjataan perorangan yang terbatas mengakibatkan Rusia kebingungan menghadapi serangan Jerman yang ofensif dengan segala teknologi persenjataan yang dimiliki. Sebaliknya dengan Jerman yang memiliki persenjataan yang modern, pasukan yang cukup banyak dan ditambah taktik yang hebat mengakibatkan Rusia kalah perang dan Jerman dapat dengan mudah menghabisi tentara Rusia.

Serangan Jerman ke Rusia terhenti kemajuannya sejenak pada September 1941, karena musim dingin mulai tiba di Rusia dan hal ini sangat menghambat pergerakan. Dukungan logistik sangat tidak memadai, dimana Pasukan Jerman tidak dilengkapi Jaket anti dingin bahkan oli-oli dan karet pada mesin-mesin perang mereka membeku. Hal ini memungkinkan Rusia membangun kembali pertahanan mereka yang telah porak poranda. Hingga pada saat itu sebagian besar wilayah Rusia bagian utara, barat dan selatan telah dikuasai Jerman. Meskipun jaraknya sudah sangat dekat, Moskow belum dapat dikuasai Jerman.

Mengingat cuaca yang sangat ekstrim di Rusia, pasukan Jerman pun tidak mampu lagi melanjutkan serangan dan mulai bertahan di front-front yang telah mereka kuasai. Stalin mulai membangun kembali kekuatan “Tentara Merah” dengan menambah kekuatan tentaranya hingga 9 juta orang melalui mobilisasi penduduk laki-laki yang telah memasuki usi wajib militer dan membangun industri persenjataan yang sangat besar di daerah pegunungan Ural. Dengan demikian kekuatan tentaranya bertambah menjadi 4 kali lebih besar daripada Jerman.

Dalam upaya Jerman bertahan di daerah-daerah yang telah mereka kuasai, Rusia juga melaksanakan serangkaian operasi militer untuk merebut kembali wilayahnya yang telah diduduki oleh Jerman. Demikianlah kedua pihak ini saling berbalas-balasan melaksanakan serangan. Di antaranya yaitu :

1. Operasi Thypoon. Yaitu operasi ofensif tentara Jerman untuk merebut kota Moskow. Yang dilaksanakan pada Oktober 1941 hingga pada Desember 1941. Keadaan Rusia yang masih diselimuti oleh salju yang cukup tebal dan dinginnya suhu membuat operasi ini tidak sepenuhnya berhasil dilaksanakan.

2. Battle of Moscow. Yaitu pertempuran di ambang kota Moscow, yang pelaksanaannya masih juga belum dapat dimenangkan oleh tentara Jerman karena pada Stalin sudah menambah jumlah tentaranya dan peralatan perangnya serta mengkonsentrasikan pasukannya di Moskow. Hal ini membuat Hitler marah kepada beberapa Jenderalnya yang tidak mampu memenangkan perang dan memecatnya. Pada masa ini muncullah kendaraan lapis baja Soviet yang terkenal yaitu tank T-34 yang diproduksi massal untuk menandingi tank Jerman yang sudah terkenal handal di medan pertempuran yaitu Panzer. Demikian juga senjata dan kendaraan lapis baja lainnya muncul.
3. Operasi Blue. Pelaksanaannya antara Juni 1942-September 1942. Adalah operasi militer Jerman yang bertujuan menguasai wilayah-wilayah Rusia yang memiliki sumber daya alam sangat banyak dengan maksud untuk memutuskan jalur suplay logistik bagi Tentara Merah. Hitler sudah mulai memahami kekuatan Rusia berada pada dukungan suplay logistiknya. Namun karena sumber daya alam Rusia sangat banyak dan tidak ada habis-habisnya membuat Tentara Merah tidak dapat dikalahkan dengan mudah. Wilayah yang menjadi sasaran Jerman pada operasi ini antara lain Stalingrad, Kaukasus dan juga pegunungan Ural yang menjadi pusat industri militer Soviet. Operasi ini juga tidak sepenuhnya mencapai sasaran karena Rusia sudah mulai membangun kembali pertahanannya serta telah melakukan beberapa kali serangan balasan yang mengakibatkan kekalahan tentara Jerman di beberapa front yang telah mereka kuasai. Tentunya hal ini membuat Hitler semakin emosi dan kembali memecat para Jenderalnya yang gagal dalam perang.

4. Stalingrad 1942. Ini adalah upaya Jerman untuk menguasai kota Stalingrad namun menimbulkan petaka yang cukup besar bagi the Panzer. Soviet telah mengetahui rencana Jerman untuk menguasai kota penting Soviet ini, dan Tentara Merah di bawah pimpinan Jenderal Vasily Chuikov yang terkenal kejam (karena tidak segan-segan menembak mati tentara Rusia yang takut bertempur) telah melakukan serangkaian upaya untuk menghambat dan mengalahkan Jerman yang memasuki Stalingrad. Yaitu menyambut Tentara Jerman dengan melaksanakan perang kota. Diantaranya memasang barikade di seluruh penjuru kota, memasang ranjau agar merusak lapis baja Jerman dan juga menyebarkan penembak jitu di seluruh lokasi ‘empuk di dalam kota. Betapa Jerman menjadi kebingungan dan menjadi kalang kabut setelah dijadikan sasaran empuk Tentara Rusia. Kembali lagi Jerman menalami kekalahan yang cukup besar dan berhasil menahan salah satu Jenderal Jerman yaitu Kolonel Jenderal Freiderich von Paulus.

5. The 3rd Battle of Kharkov. Kekalahan Jerman di Stalinrad membangkitkan kembali semangat Rusia dan berupaya mencari solusi dalam mengahadapi taktik perang Jerman yang sangat ampuh. Para insinyur Rusia berupaya menciptakan alat perang baru yang lebih hebat dari pada yang dimiliki oleh Jerman. Dan akhirnya perlahan-lahan Jerman dapat dipukul mundur dari beberapa wilayah yang telah dikuasainya dari Rusia pada kurun waktu 1942-1943. Tetapi oleh kehebatan salah satu Jenderal Jerman yaitu Marsekal Fritz Erich von Manstein terjadi perlawanan hebat tentara Jerman dalam mengahadapi serangan balik tentara Rusia. Dan wilayah yang tadinya direbut oleh Rusia dari Jerman dapat ditaklukkan kembali oleh Jerman. Di antaranya adalah wilayah Kharkov.

6. Operasi Citadel. Merupakan operasi ofensif yang terakhir tentara Jerman di wilayah Rusia sebelum mengalami kekalahan dan dipukul mundur terus hingga sampai ke wilayah Jerman. Sebelum datangnya musim panas pada tahun 1943 pihak Jerman dan Rusia saling merencanakan sebuah operasi besar-besaran yang dilaksanakan di Front Rusia. Jerman menyiapkan ribuan tank dan pesawat pembom serta mempertajam strategi penyerangannya. Sebaliknya dengan Rusia, juga menyiapkan kendaraan tank dengan jumlah yang sangat besar, menyiapkan pesawat-pesawat pembom dan membangun parit-parit pertahanan yang cukup panjang dan dalam untuk melumpuhkan tank-tank Jerman. Pada pertempuran ini terjadi pertempuran yang sangat besar dan sangat hebat. Pesawat-pesawat pembom dan tempur saling berhadapan dan demikian juga kendaraan lapis baja saling menembak hingga pelurunya habis dan terjadilah duel seru di medan perang dimana seluruh tank saling bertabrakan dan saling melindas hingga alat yang benar-benar kuatlah yang menang. Keadaan ini disadari oleh para Jenderal Jerman sebagai suatu kebodohan dan segera menarik pasukannya dari medan perang sebelum mengalami kekalahan yang lebih besar.

Keadaan ini berlanjut terus hingga Jerman mengalami kekalahan di berbagai front dan akhirnya dipukul mundur sampai ke wilayah Jerman. Demikianlah pada akhirnya pada tahun 1944 Hitler kecewa dan mengakui kekalahannya atas Soviet. Tidak hanya sampai di situ saja, Tentara Merah Soviet juga menyerang balik Jerman hingga dapat menaklukkan kota Berlin dan pada tanggal 30 April 1945 Hitler bunuh diri di dalam bunkernya.




@ Operasi Barbarossa, Ari Subiakto. Narasi, Cetakan Pertama 2008
0 Responses


Berita Terkini