Albert Ball



Albert Ball, VC, DSO & Two Bars, MC (14 Agustus 1896 – 7 Mei 1917) adalah seorang penerbang pesawat tempur Kerajaan Inggris pada Perang Dunia I. Peraih Lencana “Victoria Cross” yaitu penghargaan tertinggi untuk keberanian dalam menghadapi musuh dan kesetiaan dalam melaksanakan tugas, biasanya diberikan kepada anggota angkatan bersenjata Kerajaan Inngris. Pada saat kematiannya merupakan pemimpin Ace Sekutu dengan 44 kemenangan setelah Manfred von Richthofen.Untuk wilayah Inggris namanya menduduki peringkat teratas diikuti oleh Mannock Edward, James McCudden, dan George McElroy.
Lahir dan dibesarkan di Nottingham, Inggris. Ayahnya Sir Albert Ball adalah pengusaha sukses yang naik status dari tukang ledeng menjadi anggota Dewan kota hingga menjadi Walikota Nottingham. Ia dibesarkan dengan pengetahuan tentang senjata api dan menggemari hal-hal mengenai mesin dan peralatan listrik. Memiliki visi yang tajam dan sangat religius. Disamping itu Ball ketrampilannya yang lain di bidang pertukangan, modelling, bermain biola, dan fotografi. dan mengawali karier di Kehutanan Sherwood hingga pecahnya PD I diangkat sebagai Letnan Dua pada bulan Oktober 1914. Mulai mengenali dunia penerbangan dan secara gigih berlatih dengan memanfaatkan waktu-waktu luangnya hingga memperoleh lisensi pilotnya pada bulan Oktober 1915. Kemudian bergabung dengan Royal Flying Corps (RFC) untuk mengikuti pelatihan di Central Flying School, hingga pada akhirnya dianugerahi Brevet/ Wing terbangnya pada tanggal 26 Januari 1916.Pada bulan Februari Ball bergabung dengan Squadron 13 RFC di Marieux Perancis. Misi pertamanya adalah melaksanakan sejumlah penerbangan pengintaian sebelum ditempatkan di sebuah unit tempur Squadron 11 pada bulan Mei.
Pada awal penugasannya, dalam sebuah patroli di sekitar perbatasan dengan Jerman Ball tersesat oleh karena adanya hujan salju yang lebat. Saat keluar dari awan di ketinggian 500 kaki tanpa disadari ia sudah berada di dalam wilayah musuh. Dengan segala upaya ia mencoba segera pulang meskipun telah dihujani peluru dari darat. Perwira komandannya bertanya apa yang telah ia lakukan di dalam garis pertahanan Jerman dan apa untungnya melakukan itu? Ball menjawab: “Tak ada untungnya Pak, namun kita telah membuat Jerman marah, dan menghabiskan sekitar seratus pon peluru mereka.” Jawaban tak disangka-sangka itu membuat komandannya tertawa. Ball tidak jadi mendapat hukuman atas kelalaiannya.Berbagai pertempuran udara yang sangat heroik dialaminya bahkan sering membuatnya hampir gugur.
Ball merupakan ace Inggris pertama yang langsung cepat dikenal publik. Tanggal 7 April 1917, ditempatkan ke Squadron 56 yang bertugas ke wilayah Front Barat. Ia terus melanjutkan meraih rekor kemenangannya sampai akhirnya pada tanggal 7 Mei 1917 dalam pertarungan dengan Lothar von Richthofen saudara Manfred von Richthofen yang menggunakan pesawat Albatross, pesawat S.E.5nya tertembak dan jatuh pada sebuah lapangan di suatu wilayah di Perancis. Untuk mengingat dan menghormati jasa-jasanya, warga mendirikan patung Albert Ball di lapangan Nottingham Castle.
Baca Selengkapnya...

MEMAKNAI TUJUAN HIDUP



Anda adalah karena suatu alasan
Anda adalah bagian dari satu rencana yang kompleks
Anda adalah suatu rancangan unik yang berharga dan
Sempurna, disebut lelaki atau perempuan khusus milik Allah

Anda bertampang seperti Anda karena suatu alasan
Allah kita tidak membuat kesalahan
Dia merajut Anda menjadi satu di dalam kandungan,
Anda benar-benar sesuai dengan gambaran yang ingin Dia ciptakan

Orang tua yang Anda miliki adalah orang tua yang Dia pilih,
Dan tidak peduli bagaimana perasaan Anda,
Mereka dirancang dengan pertimbangan rencana Allah
Dan mereka memiliki meterai Tuhan

Tidak, trauma yang Anda hadapi tidaklah mudah
Dan Allah menangis karena trauma itu begitu menyakiti Anda.
Tetapi itu diijinkanNya untuk membentuk hati Anda
Supaya Anda bertumbuh menjadi serupa dengan-Nya

Anda adalah Anda karena suatu alasan,
Anda telah dibentuk dengan tongkat Tuhan
Anda  adalah Anda, kekasih
Karena ada Allah !
Russel Kelfer


“Satu-satunya cara yang tepat untuk memahami diri kita adalah
melalui Keberadaan Allah dan apa yang Dia kerjakan bagi kita”    (Roma 12:3)
Baca Selengkapnya...

TNI SEGERA MILIKI PESAWAT TANPA AWAK

TNI segera membangun skuadron pesawat intai untuk mengamankan seluruh wilayah RI, terutama di perbatasan darat, laut, maupun udara. "Rencananya, empat pesawat intai tanpa awak akan tiba pada medio 2011, dari satu skuadron yang direncanakan," kata sumber Antara di Mabes TNI Jakarta, Sabtu (16/10).
Ia menambahkan, skuadron pesawat intai tanpa awak itu nantinya akan bermarkas di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak , Kalimantan Barat. Namun, pengoperasiannya di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Mabes TNI.
Personel yang mengoperasionalkan tidak banyak, sekitar dua orang untuk memantau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama di perbatasan darat, laut dan udara. Pesawat intai tanpa awak itu dapat dioperasikan lima sampai enam jam per hari. "Sehingga semisal kita ingin memantau wilayah tengah Indonesia, kita bisa terbangkan hingga Tarakan, kembali lagi ke Pontianak.

Begitu untuk ke wilayah lainya di Indonesia," kata sumber itu.
Ketua Komisi I DPR Kemal Azis Stamboel mendukung pembentukan skuadron Pesawat Tanpa Awak (UAV) yang akan dibangun TNI AU di Pangkalan Udara (Lanud) Supadio, Pontianak. Ia mengatakan, skuadron pesawat intai tanpa awak merupakan salah satu solusi menjaga wilayah RI terutama di perbatasan. Selain pesawat intai tanpa awak, TNI juga segera menambah radar di tiga wilayah di Indonesia Timur guna memaksimalkan pengamanan Wilayah RI.

Perkuat Perbatasan Dengan Pesawat Intai

Wilayah perbatasan Indonesia yang cukup luas, baik di darat maupun laut, menjadikan upaya perkuatan wilayah perbatasan terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan menyiapkan pesawat intai.
"Negara kita banyak berbatasan dengan negara tetangga, sehingga kita membutuhkan pesawat intai untuk memperkuat penjagaan," ujar Marsekal Madya Edy Hardjoko, Kepala Staf Umum Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, Jumat (15/10). Saat ini, kata dia, Tim Penentu Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) tengah mempelajari rencana pembelian pesawat intai.

Setidaknya, Indonesia membutuhkan sekitar empat pesawat intai. "Tim masih mempelajari, kita masih merancang (produksi) negara mana yang sesuai dengan kondisi geografis kita," tuturnya seraya menambahkan, diharapkan rencana pembelian pesawat masuk dalam anggaran 2011. Pesawat intai ini, salah satunya akan ditempatkan di perbatasan daerah Kalimantan.(Ars)


Sumber : MediaIndonesia
Baca Selengkapnya...

LINTAS SEJARAH TOYOTA LAND CRUISER (BJ40 - FJ40)


Berbicara mengenai mobil Toyota Land Cruiser tentunya tidak luput dari FJ40 yang merupakan akar pokok pengembangan kendaraan dengan sistem penggerak 4 roda. Hingga saat ini telah banyak diproduksi mobil dengan sistem double gardan yang memiliki fungsi yang sangat bervariasi. Mulai dari untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mendukung profesi tertentu, perang, hiburan, penelitian dan lain sebagainya. Mengenai bentuk dan spesifikasi juga sangat beragam disesuaikan dengan kebutuhan dari penggunanya. Mulai dari bentuk asli dari pabrikan hingga pada modifikasi khusus.

Namun bila kita dilihat dalam perkembangannya hingga saat ini keberadaan mobil BJ40/FJ40 masih tetap eksis meski telah banyak tipe jenis mobil baru yang beredar di jalanan. Perhatikan saja dari segi model/style, fungsi/utilty, spesifikasi, kemampuan masih tidak kalah dengan produk mobil keluaran terbaru. Bahkan bengkel-bengkel khusus perawatan maupun modifikasinya juga tetap bisa bertahan dan laris di pasaran. Tidak sedikit mobil jenis FJ40/BJ40 yang telah direnovasi kembali, modifikasi ulang, bahkan tidak menutup kemungkinan masih ada yang masih mempertahankan kondisinya seperti semula. Hal ini membuktikan bahwa mobil type mobil ini tangguh dan dapat menembus segala zaman.

BJ40/FJ40 terkenal sangat tangguh karena seluruh body mobil ini terbuat dari bahan baja yang solid dan dipasangkan dengan chasis baja yang sangat kokoh menggunakan penggerak 4 roda (4 wheel drive) yang mampu membawanya ke berbagai medan yang sangat sulit sekalipun. Pengemudi dan penumpang juga tetap diberi rasa aman selama dalam perjalanan berkat tersedianya ruang kabin dan ruang kemudi yang cukup. Termasuk juga tersedia tempat untuk bagasi untuk barang atau penumpang. Bahkan ada tempat untuk memasang tempat bagasi di atas bila dipasangi roll bar atau rak bagasi maupun untuk menarik trolley di belakang. Untuk menambah kemampuannya dapat ditambahkan beberapa peralatan lain berupa winch yang dapat dipasang di depan maupun belakang mobil. Banyak asesoris yang dapat dipasang dan tetap meningkatkan penampilan kendaraan ini.

Pada awalnya, tahun 1951 dilakukan uji ketangguhan dengan melakukan pendakian ke puncak Gunung Fuji di Jepang yang memiliki ketingian 12.388 meter. Mobil BJ dikemudikan oleh Ichiro Taira melalui pos-pos(checkpoint) yang telah ditentukan. Keberhasilan ini membuat pengamat dari kepolisian Jepang sangat menyukai apa yang mereka saksikan dan langsung melakukan pemesanan. Hal ini diikuti oleh pemerintah dan lembaga kehutanan yang membuat produsen membangun 1.300 unit. Pada tahap awal ini juga telah dilakukan ekspor ke negara lain diantaranya Brazil dan Arab Saudi. Di tahun 1955 Seri B diganti menjadi seri F termasuk menambah beberapa model diantaranya Hardtop standar, pick up, station wagon, kanfas, dengan chasis yang pendek maupun panjang. Sasaran Ekspor pun bertambah ke Venezuela, Malaysia, Kuwait, Jordania, Dubai dan Australia serta Amerika di tahun 1958 yang hanya laku terjual 1 unit saja di tahun pertama.

Perkembangan pembuatan mobil ini telah melalui berbagai perubahan dalam performa mesin sementara dalam penampilan tidak banyak yang berubah selain penambahan beberapa asesoris pelengkap keamanan.

Tahun           Kapasitas        Power                                         Torsi

·       Petrol / Bensin 
1960 – 1975      3.8 L         105/125 HP        189 lb ft (256 N.m) / 209 lb ft (283 N.m)
1975 – 1984      4.2 L         135 HP               210 lb.ft (285 N.m)

·       Diesel   :
1974 – 1979      3.0 L         85 HP             141 lb.ft (191 N.m)
1979 – 1981      3.2 L         93 HP             159 lb.ft (216 N.m)
1979 – 1984      3.4 L         98 HP             167 lb.ft (226 N.m)
1972 – 1980      3.6 L         90 HP             151 lb.ft (205 N.m)
1980 – 1984      4.0 L         115 HP           177 lb.ft (240 N.m)

Baca Selengkapnya...

SEJARAH SISTEM KATALOGING MATERIIL


Katalog merupakan suatu daftar barang yang memuat sejumlah barang atau informasi yang disusun menurut huruf atau angka sesuai dengan data yang dibutuhkan. Adapun tujuan dari Kataloging adalah untuk mencapai keseragaman sistem dalam pola pembinaan suatu institusi.

Konsep sistem Katalogisasi berawal dari prakarsa satuan terkecil Angkatan Bersenjata Amerika Serikat yaitu Depo Perbekalan Angkatan Laut Amerika (US Navy). Pada tahun 1914 Naval Depot ini membuat kode atau penomoran yang unik pada Materiil Bekal (Item of Supply) yang berada di gudang persediaan, dengan maksud dapat mengelola Materiil/Bekal yang ada di gudang persediaan dengan baik, serta dapat menyusun rencana kebutuhan Barang Bekal untuk pemesanan ulang, secara tepat dan cepat agar tidak terjadi persediaan menjadi NOL (Out of Stock).

Sistem ini dianggap berhasil sehingga pada tahun 1929 instansi lain termasuk pemerintahan juga mencoba membuat sistem Katalog. Yang oleh Presiden Hoover memutuskan agar dicanangkan pembuatan “Federal Standard Stock” dgn prioritas Departemen Keuangan.  Pada saat itu di instansi militer tidak terdapat barang-barang umum sedang instansi lainnya mengidentifikasi dan mengklarifikasi barang dengan cara sendiri dan sistem yang berbeda-beda millik sendiri. Pada tahun 1935 Presiden Roosevelt memutuskan suatu aturan “Federal Standard Stock Catalog” untuk diberikan ke seluruh Amerika, dengan maksud untuk membuat keseragaman sistem katalog. Dengan demikian setiap departemen dalam hal pemberian nama, deskripsi, klasifikasi, serta penomoran barang dalam sistem katalog harus sama. Namun hal ini sulit tercapai karena setiap istansi masih mempertahankan sistemnya sendiri-sendiri.

Hingga pada berlangsungnya Perang Dunia II sistem ini masih terjadi termasuk juga dalam tubuh Angkatan Bersenjata yaitu Angkatan Laut dan Angkatan Darat. Sementara sesuai perkembangannya banyak barang-barang yang baru dan keg dalam mendukung kegiatan operasional militer. Hingga pada puncaknya banyak barang-barang yang sama tetapi nama dan nomor serta deskripsinya berbeda. Hal ini menimbulkan kesemrawutan dan terjadilah masalah-masalah yang serius dan lemahnya atau tidak seragamnya dukungan pembekalan. Sehingga kegiatan pembekalan sering gagal.

Pada 18 Januari 1945 Presiden Roosevelt mengakui terjadi kesemrawutan Katalog Amerika mengakibatkan pemborosan keuangan dan membahayakan keamanan negara. Lalu diperintahkanlah seluruh Amerika untuk mengadakan komoditi katalog yang standard dan seluruh instansi pemerintah harus mengunakan sistem tersebut.

Presiden Truman juga melanjutkan sistem ini dengan mengadakan kerjasama antar departemen yang berbeda-beda sistemnya. Termasuk Angkatan Laut dan Angkatan Darat membentuk sistem Kataloging yang sama. Pada tanggal 1 Juli 1952 dengan Undang-Undang nomor 436 Departemen Pertahanan Amerika (DOD) mengesahkan “The Defense Cataloging and Standarization Aet” (Undang-Undang Katalogisasi dan Standard Pertahanan)

Sistem Katalog ini juga diterapkan di dalam organisasi NATO, pada tahun 1956 mencetuskan penggunaan sistem FSN (Federal Stock Number) yang kemudian diganti menjadi NSN (NATO Stock Number).

Seiring perkembangan waktu dan kemajuan teknologi banyak juga negara-negara di luar NATO yang menggunakan alat utama sistem senjatanya sehingga memaksa mereka untuk menggunakan sistem NSN terutama dalam hal perawatan dan pemeliharaan. Termasuk Indonesia juga telah resmi menggunakannya sejak tahun 1983.
Baca Selengkapnya...

Kohanudnas Gelar Latihan Hanudnas PERKASA "C"




KOHANUDNAS (4/8),- Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjo, S.IP, betindak sebagai Direktur Latihan (Dirlat) Latihan Hanudnas Perkasa “C” TA. 2010. sebelum dilaksanakan telah didahului dengan pemberian penataran kepada para pelaku, tim pengawas, pengendali dan tim penilai latihan, oleh Kas Kohanudnas Marsma TNI Jhon Fritz Sitompul.
Gelar latihan Hanudnas Perkasa “C” kali ini, mengambil lokasi di wilayah Komando Operasi Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) III Medan, tepatnya di daerah Tanjung Balai Medan. Dalam latihan tersebut, Sumatra Utara diasumsikan mendapat gangguan atau ancaman dari negara asing. Manuver lapangan (Manlap) latihan akan berlangsung tanggal 3 hingga 6 Agustus 2010. Gelar latihan Hanudnas Perkasa “C” ini melibatkan unsur-unsur Hanud meliputi, satu Flight pesawat tempur sergap Hawk 109/209, dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Kalimantan Barat sebagai buru sergap, satu Flight TS Hawk 109/209 Skadron Udara 12, Lanud Pakanbaru sebagai penimbul situasi (Bulsi), Satuan Radar (Satrad) 231 Lok Sumawe, Satrad 232 Dumai, Satrad 233 Sabang dan Satrad 234 Sibulga dari jajaran Kosek Hanudnas III Medan, Kapal Republik Indonesia (KRI) yang berkekuatan Hanud dari Armada Barat serta Detasemen Pertahanan Udara (Dahanud) dari Bataliyon Arhanud 13/I Bukit Barisan, Sumatra Utara.
Latihan Hanudnas Perkasa “C” TA 2010 ini, merupakan konsistensi Kohanudnas dalam pelaksanaan program kerja, dalam menghadapi kontijensi permasalahan yang mungkin timbul dalam negeri pada masa depan, juga merupakan pelaksanaan dari hasil evaluasi latihan Hanudnas sebelumnya, yang telah terprogram secara berlanjut dan berkesimambungan. Latihan Perkasa juga merupakan tahapan latihan menuju puncak latihan Kohanudnas (Latihan Tutuka), oleh karena itu latihan Hanudnas Perkasa ini sebagai penguji tingkat kemampuan dan kesiapsiagaan unsur-unsur Hanud yang berada di jajaran Kohanudnas, dalam hal ini Kosekhanudnas III Medan dalam mengamankan wilayah udara nasional. Disamping itu, untuk mewujudkan sistem penangkalan dan penindakan yang tepat dan handal di wilayah udara tanggung jawab Kosekhanudnas III.
Pangkohanudnas Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjo, S.IP, mengharapkan dengan latihan ini dapat meningkatkan kemampuan, baik perorangan maupun satuan yang berada di jajaran Kosek Hanudnas III, dalam mengaplikasikan dan penerapan doktrin operasi pertahanan udara, menyusun rencana operasi berdasarkan analisa kontijensi yang diperkirakan mungkin terjadi. Selain itu guna meningkatkan kerja sama unsur-unsur Hanud di wilayah Kosek Hanudnas III dan keterpaduan penyelenggaraan Hanud. Untuk mewujudkan harapan tersebut Pangkohanudnas menekankan agar para peserta latihan terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan menguasai sistem pertahanan udara serta petunjuk program tetap yang telah ditentukan, dan melaksanakan sesuai aturan dan disiplin, sehingga meningkatkan pula profesi setiap prajurit TNI dan prestasi Kohanudnas.
---

Baca Selengkapnya...

TRAGEDI DAKOTA VT-CLA 29 JULI 1947 (BAKTI TNI AU)

AURI yang telah berhasil mencatat sejarah di pagi hari tanggal 29 Juli 1947 ternyata harus menuai kesedihan di sore harinya. Pesawat-pesawat Belanda melakukan patroli di seluruh wilayah Jawa Tengah dan berupaya melakukan aksi balas kembali. Sebuah pesawat Dakota VT-CLA yang sedang melakukan penerbangan misi kemanusiaan ditembak jatuh oleh pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda. Pesawat tersebut sedang membawa obat-obatan bantuan Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia.

Kurang lebih pukul 16.00 petugas dan penjaga Lapangan Tebang Maguwo bersiap siaga, melihat kedatangan pesawat yang belum jelas identitasnya. Mereka belum mendapat informasi mengenai kedatangan Dakota itu. Informasi semakin jelas setelah ada pemberitahuan dari KASAU Komodor Udara Suryadi Suryadarma. Pesawat Dakota VT-CLA mulai tampak terbang rendah dan melakukan putaran terakir untuk mendarat. Roda-roda pendarat mulai dikeluarkan ketika itu tiba-tiba muncul dua pesawat pembom P-40 Kitty Hawk dengan pilot Letnan Satu B.J.Ruensk dan Sersan Mayor W.E.Erkelens menuju Pesawat Dakota. Tanpa memperdulikan pesawat Dakota merupakan pesawat Transport tanpa senjata yang sedang dalam misi kemanusiaan, kedua pesawat pembom itu langsung menembakinya. Tampaknya serangan para kadet AURI di pagi hari membuat penerbang-penerbang Belanda terpukul dan sangat kalap sehingga pesawat-pesawatnya diterbangkan untuk melaksanakan pengintaian di sekitar Maguwo.

Waktu menunjuk pukul 17.00 ketika tembakan dilepas beberapa kali, peluru mengenai pesawat Dakota tersebut. Sebuah motornya terbakar dan usaha terakir untuk mengarahkan pesawat tersebut menuju ke landasan ternyata gagal. Menyaksikan pesawat Dakota yang terbang menukik semakin merendah dan berasap, Suharnoko Harbani dan beberapa rekan AURI Mess Tugu sejenak terpana kemudian segera naik mobil dan segera menuju ke arah pesawat yang meluncur jatuh.

Pesawat jatuh dari hancur menghantam tanggul persawahan, tengkuk pesawat patah nyaris lepas dari badan, meledak lalu terbakar tepat di perbatasan Desa Ngoto dan Wojo kurang lebih 3 km dari kota Jogja. Dalam daftar korban terdiri dari penerbang Australia, Alexander Noel Constantine, Copilot mantan Squadron Leader Inggris Roy Lance hazelhurst, Juru Radio Adisumarmo Wiryokusumo dan Bhida Ram Juru Teknik dari India. Sedangkan penumpang yang tewas yaitu Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto dan Komodor Muda Udara dr. Abdulrachman Saleh, dan Opsir Udara I Adisumarmo Wiryokusumo, serta Zainal Arifin, dari perwakilan Perdagangan Republik Indonesia. Dari sembilan penumpang dan awak pesawat ada 2 orang yang masih hidup yaitu Ny.Alexander Noel Constantine yang menderita luka parah dan A. Gani Handoko Cokro dari GKBI Comal, Tegal yang duduk di ekor pesawat yang hanya luka ringan. Keduanya segera diangkut ke Rumah Sakit Bethesda Jokjakarta. Tidak lama kemudian Ny. Alexander N.Constantine juga turut gugur karena tidak dapat tertolong lagi.

Kejadian ini cepat tersiar ke seluruh penjuru dunia, menimbulkan simpati dari negara lain untuk memberikan bantuan obat-obatan kepada Indonesia. Pada tanggal 26 Agustus 1947 obat-obatan diterima dalam jumlah yang sangat banyak dari negara India dan juga dari Palang Merah Internasional. Sebelumnya memaksa Belanda membuka blokade bantuan ke wilayah Indonesia. Peristiwa inilah yang kemudian hari diabadikan dan diperingati sebagai hari bakti TNI Angkatan Udara.
Baca Selengkapnya...

29 Juli 1947 AURI Menyerang Pertahanan Belanda (Bakti TNI AU)



Hari Selasa tanggal 29 Juli 1947 merupakan hari bersejarah bagi Angkatan Udara Republik Indonesia dalam perjalanan pengabdiannya kepada negara dan bangsa Indonesia. Sebuah misi rahasia berupa operasi udara yang pertama dan dilakukan oleh 3 orang penerbang muda serta dibantu 3 penembak udara dengan sasaran tangsi-tangsi militer Belanda di kota Semarang, Salatiga dan Ambarawa.

Serangan udara ini merupakan aksi balas atas serangan membabi buta yang dilakukan oleh pesawat-pesawat Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 di wilayah RI termasuk terhadap pangkalan-pangkalan udara di Jawa dan Sumatera. Ketika itu Pangkalan udara Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto) terhindar dari serangan tersebut dikarenakan kondisi cuaca berkabut menyelimuti Maguwo dan sekitarnya.

Ide serangan udara itu datang dari para penerbang-penerbang muda saat itu seperti Suharnoko Harbani, Sutarjo Sigit, Mulyono, dan Bambang Saptoaji. Ide yang merupakan wujud dari tingginya semangat kebangsaan yang disampaikan kepada perwira operasi yang pada waktu itu dijabat oleh Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma dan diteruskan kepada Kasau Komodor Udara Suryadi Suryadarma. Dari semula 4 pesawat yang direncanakan untuk melakukan penyerangan ternyata hanya 3 pesawat yang siap digunakan setelah melalui upaya teknisi yang bekerja siang dan malam.

Pada pagi hari sekitar pukul 05.00 deru mesin pesawat mulai terdengar dan kemudian take off secara berurutan diawali dar satu pesawat Guntei dgn pilot Kadet Udara I Mulyono dengan Air Gunner Dulrahman terbang menuju sasaran tangsi Belanda di kota Semarang dengan membawa 400 kg bom. Disusul kemudian dengan 2 pesawat Cureng yang dipiloti oleh Kadet Udara I Sutardjo Sigit dengan Air Gunner Sutardjo dengan sasaran tangsi Belanda di Salatiga dan Kadet Udara I Suharnoko Harbani dengan Air Gunner Kaput dengan sasaran Tangsi Belanda di kota Ambarawa. Masing-masing pesawat Cureng membawa bom seberat 50 kg yang digantungkan pada setiap sayapnya dan Air Gunner memangku peti-peti berisi bom-bom bakar.

Hari masih gelap dan lampu kota pun masih menyala, ketika bom-bom mulai dilepaskan dari gantungannya dan dilemparkan ke sasaran bangunan-bangunan markas Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Setelah tugas selesai mereka kemudian kembali ke Pangkalan Udara Maguwo dengan melakukan terbang rendah dan mendarat satu persatu pada pukul 06.20 pagi. Selanjutnya pesawat-pesawat tersebut segera disembunyikan di bawah pepohonan di sekitar pangkalan untuk menghindari pengamatan musuh.

Saat itu rasa bangga gembira dan haru mewarnai Pangkalan Udara Maguwo setelah karya besar telah berhasil dilakukan oleh Penerbang muda. Dengan segala keterbatasan seperti pesawat peninggalan Jepang, minimnya pengalaman karena baru satu minggu dinyatakan lulus sekolah penerbang mereka mampu mengukir sejarah dan menunjukkan kepada dunia luar tentang keberadaan Angkatan Udara Republik Indonesia di tengah-tengah perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah. Peristiwa besar dalam sejarah perjalanan pengabdian Angkatan Udara Republik Indonesia tersebut menggambarkan betapa besar semangat pengabdian, rela berkorban, keberanian, dan keikhlasan para pelopor dan pendahulu kita demi kehormatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Baca Selengkapnya...

HARI PERTAMA SEKOLAH


Hari ini 12 Juli 2010, awal tahun ajaran baru buat anak-anakku. Sarah naik ke kelas II SD dan Raymond masuk Sekolah TK. Semua sudah disiapkan jauh-jauh hari. Kelengkapan buat sekolah juga sudah dibeli. Wah... semangatnya yang mau sekolah... Baju baru, tas baru, sepatu baru..... hmmm kelas baru, guru baru dan teman-teman baru....

Pagi-pagi semua sudah bangun dari jam 6.00. (hampir aja telat karna habis final piala dunia hehehe...). Termasuk si mungil Bianda yang masih 6 bulan. Tampaknya dia ngerti kalau Papa, Mama, Kakak dan Abangnya lagi sibuk di hari pertama ini. ‘Teeter dan kaos kakinya itu menjadi mainan yang menyibukkan dan mengasikkan baginya di atas kasur.

Setelah sarapan ½ piring nasi + segelas susu + 2 potong kue (martabak keju), jam 07.05 kami semua berangkat menuju sekolah Sarah, St Antonius. Di sana orang-orang sudah ramai apalagi murid-murid baru di kelas I yang masih di dampingi orang tuanya. Kelas baru Sarah ada di kelas IIA. Tampak teman-temannya sudah ada di kelas dan sibuk dengan kegiatannya. Ada juga yang lagi cerita pengalaman liburan kemarin. Tidak lama kemudian bel sekolah telah berbunyi, seluruh siswa berbaris di depan kelasnya masing-masing dan diberi pengarahan.



Selanjutnya kami antar Raymond ke TK Fajar yang letaknya tidak jauh dari Sekolah Sarah. Setibanya di sana, tidak lama kemudian bel berbunyi. Anak-anak dikumpulkan dan dibagi menurut ruangan kelasnya. Para guru saling memperkenalkan diri termasuk Suster kepala sekolah... anak-anak memperhatikan dengan serius dan semangat. Murid-murid juga diajarkan bernyanyi gembira membuat suasana menjadi ramai dan menyenangkan. Eitss... meski semua murid-murid TK Fajar sudah berkumpul di hari pertama ini tampak ada juga murid yang masih menangis dan merengek untuk pulang, mungkin belum berani barangkali ya... Tapi Raymond tampak sudah bisa mengatasi situasi ini. Sampai di kelas pun dia tampak semangat untuk mengikuti kegiatan.

Semoga tercapai cita-cita kalian ya sayang...
Tuhan memberkati...


Baca Selengkapnya...

Rittmeister Manfred Freiherr von Richthofen





"BARON MERAH - PENERBANG TERBESAR SEPANJANG SEJARAH"

Manfred Albrecht Freiherr von Richthofen (2 Mei 1892 – 21 April 1918) adalah seorang Pilot pesawat tempur Angkatan Udara Kekaisaran Jerman (Luftstreitkrafte). Dianggap sebagai ‘ace of aces’ Perang Dunia I karena kehebatannya memenangkan 80 pertempuran di udara dengan pesawat Albatross Scout atau pesawat Fokker Triplane yang dicat warna merah darah. Ini juga yang membuatnya dikenal dengan sebutan “The Red Baron”/ Baron Merah.
            Manfred lahir di Kleinburg, Breslau, Polandia dari kalangan keluarga aristokrat yang menonjol. Sejak kecil menyukai olahraga berkuda dan berburu serta hal-hal yang bersifat gymnastic di sekolah. Mulai mengikuti latihan kemiliteran sejak usia 11 tahun.
            Sebelum memulai karir di dunia penerbangan, tahun 1911 Manfred sudah pernah berdinas  di satuan Kavaleri yang memiliki tugas sebagai pengintai di front timur dan barat. Kecewa,  karena tidak banyak dilibatkan dalam pertempuran pada tahun 1915 dia direkomendasikan untuk bergabung dengan Angkatan Udara dan ditempatkan sebagai perwira pengawas. Pada suatu kesempatan Manfred bertemu dengan Oswald Boelcke yaitu seorang pilot tempur yang akhirnya membuatnya tertarik untuk bergabung menjadi pilot dalam Jagdstaffel yang dipimpin oleh Boelcke.
            Dengan keberanian dan kemahirannya, kemenangan demi kemenangan telah diperolehnya dalam setiap pertempuran. Dalam tradisi pilot Jagdstaffel, setiap kemenangan harus dirayakan dengan minum anggur merah buatan Perancis. Khusus bagi pilot yang berhasil menembak jatuh pesawat musuh masing-masing dihadiahkan sebuah piala perak bertuliskan nama mereka. Hal ini menjadi salah satu pemicu keinginan Richtofen untuk mengumpulkan piala dari masing-masing kemenangan yang diraihnya sehingga melupakan resikonya.
            Kepiawaiannya mengemudikan pesawat dan kehebatannya menghancurkan musuh-musuhnya di udara membuat Manfred semakin dikenal. Meskipun demikian beberapa kali dia mengalami insiden dalam pertempuran dan pernah lolos dari maut setelah satu peluru yang mengenai tulang tengkoraknya, mengakibatkan ia pingsan dan buta sementara waktu. Tidak berapa lama setelah pulih Manfred kembali bertugas diberi pangkat Kapten dan langsung menjadi Komandan atas 5 Jasta. Kemenangan-kemenangan kembali diperolehnya bersama dengan skadron yang dipimpinnya. Atas kehebatan skadron Jasta yang dipimpinnya pihak Sekutu menjulukinya sebagai “The Flying Circus”.
            Pada tanggal 21 April 1918, terjadi pertempuran yang sengit di udara antara 15 pesawat Sopwith Camel Squadron 209 Angkatan Udara Kerajaan Inggris dipimpin oleh Kapt. Arthur Roy Brown, seorang Kanada berhadapan dengan sekitar 20 Fokker Triplane dan Albatross milik Jerman. Ini merupakan pertempuran terakir Richthofen. Sebelum terjatuh, dia sempat duel udara dengan Brown. Pesawatnya jatuh dan rusak parah tepatnya di wilayah Morlancourt Ridge, dekat dengan Sungai Somme. Menurut hasil pemeriksaan Richthofen terbunuh oleh peluru pesawat Camel Brown. Jenazahnya dibawa dan disemayamkan di Bertangles pangkalan udara Squadron 209. Selanjutnya dimakamkan secara kehormatan militer Kerajaan Inggris.   
Baca Selengkapnya...

PEMIMPIN ADALAH DISORGANISATOR UTAMA


Di dalam tubuh organisasi Militer sekarang pada umumnya berlaku hal ini. Manakala perang berlalu dan kegiatan pemeliharaan kemampuan menjadi rutinitas prajurit. Setiap Panglima, para Komandan komandan satuan dari unit terkecil hingga pada terbesar memberikan perintah kepada staf di bawahnya untuk segera dilaksanakan. Sementara para staf sedang melaksanakan perintah, para komandan ini akan turun langsung meninjau para prajuritnya. Memeriksa keadaan dan sikap para prajurit. Melihat langsung keadaan barak-barak, kelengkapannya, seragam, sikap dalam baris-berbaris hingga pada sudut-sudut terkecil bagian dari prajuritnya. Untuk memastikan apakah sikap para prajuritnya masih “on the rule”. Hal-hal kecil inilah yang menjadi indikator bagi para pemimpin dalam mengukur keadaan dan kesiapan para prajuritnya. Semakin banyak penyimpangan dari aturan yang sudah ada sudah dapat dipastikan kesiapan prajuritnya sangat kendur dan sebaliknya apabila sikap para prajuritnya disiplin, rapi, bersih, dan tegas dapat dipastikan para Komandan ini memiliki pasukan yang siap digerakkan ke medan tempur manapun.


Baca Selengkapnya...

LEGENDA SIRAJA BATAK


Konon di atas langit (banua ginjang, nagori atas) adalah seekor ayam bernama Manuk Manuk Hulambujati (MMH) berbadan sebesar kupu-kupu besar, namun telurnya sebesar periuk tanah. MMH tidak mengerti bagaimana dia mengerami 3 butir telurnya yang demikian besar, sehingga ia bertanya kepada Mulajadi Na Bolon (Maha Pencipta) bagaimana caranya agar ketiga telur tsb menetas.
Mulajadi Na Bolon berkata, “Eramilah seperti biasa, telur itu akan menetas!” Dan ketika menetas, MMH sangat terkejut karena ia tidak mengenal ketiga makhluk yang keluar dari telur tsb. Kembali ia bertanya kepada Mulajadi Nabolon dan atas perintah Mulajadi Na Bolon, MMH memberi nama ketiga makhluk (manusia) tsb. Yang pertama lahir diberi nama TUAN BATARA GURU, yang kedua OMPU TUAN SORIPADA, dan yang ketiga OMPU TUAN MANGALABULAN, ketiganya adalah lelaki.
Setelah ketiga putranya dewasa, ia merasa bahwa mereka memerlukan seorang pendamping wanita. MMH kembali memohon dan Mulajadi Na Bolon mengirimkan 3 wanita cantik : SIBORU PAREME untuk istri Tuan Batara Guru, yang melahirkan 2 anak laki laki diberi nama TUAN SORI MUHAMMAD, dan DATU TANTAN DEBATA GURU MULIA dan 2 anak perempuan kembar bernama SIBORU SORBAJATI dan SIBORU DEAK PARUJAR. Anak kedua MMH, Tuan Soripada diberi istri bernama SIBORU PAROROT yang melahirkan anak laki-laki bernama TUAN SORIMANGARAJA sedangkan anak ketiga, Ompu Tuan Mangalabulan, diberi istri bernama SIBORU PANUTURI yang melahirkan TUAN DIPAMPAT TINGGI SABULAN.
Dari pasangan Ompu Tuan Soripada-Siboru Parorot, lahir anak ke-5 namun karena wujudnya seperti kadal, Ompu Tuan Soripada menghadap Mulajadi Na Bolon (Maha Pencipta). “Tidak apa apa, berilah nama SIRAJA ENDA ENDA,” kata Mulajadi Na Bolon. Setelah anak-anak mereka dewasa, Ompu Tuan Soripada mendatangi abangnya, Tuan Batara Guru menanyakan bagaimana agar anak-anak mereka dikawinkan.
“Kawin dengan siapa? Anak perempuan saya mau dikawinkan kepada laki-laki mana?” tanya Tuan Batara Guru.
“Bagaimana kalau putri abang SIBORU SORBAJATI dikawinkan dengan anak saya Siraja Enda Enda. Mas kawin apapu akan kami penuhi, tetapi syaratnya putri abang yang mendatangi putra saya,” kata Tuan Soripada agak kuatir, karena putranya berwujud kadal.
Akhirnya mereka sepakat. Pada waktu yang ditentukan Siboru Sorbajati mendatangai rumah Siraja Enda Enda dan sebelum masuk, dari luar ia bertanya apakah benar mereka dijodohkan. Siraja Enda Enda mengatakan benar, dan ia sangat gembira atas kedatangan calon istrinya. Dipersilakannya Siboru Sorbajati naik ke rumah. Namun betapa terperanjatnya Siboru Sorbajati karena lelaki calon suaminya itu ternyata berwujud kadal.
Dengan perasaan kecewa ia pulang mengadu kepada abangnya Datu Tantan Debata.
“Lebih baik saya mati daripada kawin dengan kadal,” katanya terisak-isak.
“Jangan begitu adikku,” kata Datu Tantan Debata. “Kami semua telah menyetujui bahwa itulah calon suamimu. Mas kawin yang sudah diterima ayah akan kita kembalikan 2 kali lipat jika kau menolak jadi istri Siraja Enda Enda.”
Siboru Sorbajati tetap menolak. Namun karena terus-menerus dibujuk, akhirnya hatinya luluh tetapi kepada ayahnya ia minta agar menggelar “gondang” karena ia ingin “manortor” (menari) semalam suntuk.
Permintaan itu dipenuhi Tuan Batara Guru. Maka sepanjang malam, Siboru Sorbajati manortor di hadapan keluarganya.
Menjelang matahari terbit, tiba-tiba tariannya (tortor) mulai aneh, tiba-tiba ia melompat ke “para-para” dan dari sana ia melompat ke “bonggor” kemudian ke halaman dan yang mengejutkan tubuhnya mendadak tertancap ke dalam tanah dan hilang terkubur!
Keluarga Ompu Tuan Soripada amat terkejut mendengar calon menantunya hilang terkubur dan menuntut agar Keluarga Tuan Batara Guru memberikan putri ke-2 nya, Siboru Deak Parujar untuk Siraja Enda Enda.
Sama seperti Siboru Sorbajati, ia menolak keras. “Sorry ya, apa lagi saya,” katanya.
Namun karena didesak terus, ia akhirnya mengalah tetapi syaratnya orang tuanya harus menggelar “gondang” semalam suntuk karena ia ingin “manortor” juga. Sama dengan kakaknya, menjelang matahari terbit tortornya mulai aneh dan mendadak ia melompat ke halaman dan menghilang ke arah laut di benua tengah (Banua Tonga).
Di tengah laut ia digigit lumba-lumba dan binatang laut lainnya dan ketika burung layang-layang lewat, ia minta bantuan diberikan tanah untuk tempat berpijak.
Sayangnya, tanah yang dibawa burung layang-layang hancur karena digoncang NAGA PADOHA.
Siboru Deak Parujar menemui Naga Padoha agar tidak menggoncang Banua Tonga.
“OK,” katanya. “Sebenarnya aku tidak sengaja, kakiku rematik. Tolonglah sembuhkan.”
Siboru Deak Parujar berhasil menyembuhkan dan kepada Mulajadi Na Bolon dia meminta alat pemasung untuk memasung Naga Padoha agar tidak mengganggu. Naga Padoha berhasil dipasung hingga ditimbun dengan tanah dan terbenam ke benua tengah (Banua Toru). Bila terjadi gempa, itu pertanda Naga Padoha sedang meronta di bawah sana.
Alkisah, Mulajadi Na Bolon menyuruh Siboru Deak Parujar kembali ke Benua Atas.
Karena lebih senang tinggal di Banua Tonga (bumi), Mulajadi Na Bolon mengutus RAJA ODAP ODAP untuk menjadi suaminya dan mereka tinggal di SIANJUR MULA MULA di kaki gunung Pusuk Buhit.
Dari perkawinan mereka lahir 2 anak kembar : RAJA IHAT MANISIA (laki-laki) dan BORU ITAM MANISIA (perempuan).
Tidak dijelaskan Raja Ihat Manisia kawin dengan siapa, ia mempunyai 3 anak laki laki : RAJA MIOK MIOK, PATUNDAL NA BEGU dan AJI LAPAS LAPAS. Raja Miok Miok tinggal di Sianjur Mula Mula, karena 2 saudaranya pergi merantau karena mereka berselisih paham.
Raja Miok Miok mempunyai anak laki-laki bernama ENGBANUA, dan 3 cucu dari Engbanua yaitu : RAJA UJUNG, RAJA BONANG BONANG dan RAJA JAU. Konon Raja Ujung menjadi leluhur orang Aceh dan Raja Jau menjadi leluhur orang Nias. Sedangkan Raja Bonang Bonang (anak ke-2) memiliki anak bernama RAJA TANTAN DEBATA, dan anak dari Tantan Debata inilah disebut SI RAJA BATAK, YANG MENJADI LELUHUR ORANG BATAK DAN BERDIAM DI SIANJUR MULA MULA DI KAKI GUNUNG PUSUK BUHIT!

Baca Selengkapnya...

Berita Terkini