Kena Bulu Babi dan 'Banana Boat' Terbalik




Minggu tanggal 19 Juli 2009 merupakan hari yang sulit saya lupakan. Pada hari ini saya dan keluarga rekreasi bersama dengan seluruh anggota dan juga Komandan Lanud Maimun Saleh. Adapun lokasinya adalah di pantai Iboh Pulau Weh Sabang. Tempat ini memang salah satu tujuan utama wisatawan yang berkunjung di Sabang. Pantainya bersih dan indah serta banyak terdapat penginapan berupa 'cottage'. Selain itu karang dan ikan-ikan yang ada juga menciptakan taman laut yang indah. Bila berkunjung di sini jangan lewatkan untuk melakukan 'snorkling'. Bisa-bisa kita lupa waktu.

Namun perlu kita perlu waspada terhadap makhluk air beracun berupa 'bulu babi' yang dapat mengancam kita sewaktu-waktu. Bila tidak hati-hati, makhluk ini dapat terinjak dan durinya yang tajam dapat masuk ke dalam tubuh sehingga patah atau hancur di dalam. Rasa nyeri yang diakibatkan dapat mengganggu aktifitas kita sehingga dapat memberikan sakit yang sangat bagi yang mengalaminya bila tidak segera ditangani.

Pada kesempatan rekreasi kali ini, begitu saya pertama kali masuk ke air dan berenang hingga ke tengah tidak sadar saya telah menginjak makhluk air beracun ini. Lalu dengan segera saya naik ke darat dan atas saran penduduk lokal bagian yang terkena di tetesi dengan getah tanaman pagar atau juga bunga 'nenek-nenek' (istilah lokal). Karena cepat ditangani, rasa sakitnya pun tidak sempat saya rasakan dan saya pun dapat melanjutkan rekreasi.

Pihak pengelola pantai Iboih juga menyediakan fasilitas rekreasi berupa 'banana boat'. Saya dan Raymond anak saya yang masih berumur 3,5 tahun mencoba menaikinya. Awalnya juga karena Ray tertarik dan saya memenuhinya. Petualangan naik boat karet ini sangat menyenangkan dan juga buat Ray hal ini merupakan tantangan baru. Setelah berputar-putar di sekitar pantai, sang operator boat mendadak membuat manuver yang sangat mengagetkan kami dan menyebabkan 'banana boatnya' terbalik. Kami semua yang ada di atas terbalik dan jatuh ke laut. Terus terang saya awalnya sangat panik, mengingat Raymond belum bisa renang dan juga memakai pelampung untuk orang dewasa. Begitu terguling saya pastikan saya sudah stabil lalu mencari Raymond dan memastikan dia masih berpegangan pada pelampungnya. "Thank God..." Raymond masih pegangan dan saya check ulang pelampungnya masih terpasang erat di badannya. Kemudian setelah Ray melihat saya dia mulai nangis kecil sambil memanggil-manggil... Lalu saya memeriksa kembali bagian bawah pelampung memastikan letak tubuhnya masih sesuai dengan 'life vest'. Semua kondisi baik. Hanya saja tidak bisa melihat bebas karena pelampungnya lebih tinggi dari kepala. Saya bilang kepada Ray supaya berpegangan ke pelampung bagian atas. Kemudian saya menariknya mendekat ke boat penarik untuk diangkat dan segera dibawa ke darat. Saya sangat kesal dan marah saat itu. Saya pikir operator boat tersebut tidak perlu melakukan tindakan tadi karena dari antara 5 orang yang ikut di dalam banana boat, hanya 2 orang dewasa dan selain itu anak-anak semua. Mengingat jarak 20 meter dari pasir pantai sudah merupakan laut yang sangat dalam. Dan konon di bawah terdapat beberapa palung. Sehingga terdapat juga arus di perairan tersebut.
0 Responses


Berita Terkini