Pesawat Latih AS-202 Bravo Jatuh di Sragen



(tampak gambar pesawat yang sedang persiapan terbang dan setelah terjatuh hingga hancur berkeping-keping)



Pesawat Latih Jatuh di Sawah, Pilot Tewas
Sebelumnya, Pesawat Terbang Rendah dan Berputar-putar

Jumat, 18 September 2009 | 04:43 WIB

Sragen, Kompas - Pesawat latih dasar jenis AS 202 Bravo jatuh di atas lahan sawah kering yang tidak ditanami di Dusun Gulan, Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis (17/9). Dalam peristiwa ini, Letnan Dua Elektronika (Lek) Felix Don Paschual yang mengemudikan pesawat tersebut tewas di tempat.

Felix, perwira muda lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2008, terakhir tercatat sebagai siswa Sekolah Penerbang Skuadron Pendidikan 101 Wing Pendidikan Terbang Pangkalan Udara (Lanud) Adisucipto Yogyakarta.

Menurut Komandan Skuadron Pendidikan 101 Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisucipto Yogyakarta Letkol (Pnb) Dadan Gunawan, kemarin pagi, sebelum kecelakaan, Felix mengikuti cek terbang solo dan dinyatakan lulus. ”Felix sudah mengantongi 50 jam pengalaman terbang sehingga berhak untuk terbang solo,” demikian penjelasan Dadan tentang anak didiknya itu.

Felix, lanjutnya, terbang solo dari Lanud Adisumarmo Surakarta menuju area latihan di area zero four—sekitar 10 mil dari Lanud Adisumarmo.

”Dia berangkat pukul 10.10 WIB dan pada pukul 10.39 melapor ke pangkalan bahwa penerbangannya normal,” papar Dadan.

Seharusnya, kata Dadan lagi, setelah satu jam keberangkatan itu, Felix melapor lagi ke Lanud Adisumarmo. ”Pukul 11.00, (akhirnya) kami memanggil- manggilnya untuk pulang, tetapi tak ada jawaban. Setelah kami cari, diketahui pesawatnya jatuh,” kata Dadan.

Belum diketahui

Penyebab pasti kecelakaan masih diselidiki. Tim investigasi dari Jakarta akan menyelidiki kecelakaan itu.

Setelah ditemukan di Dusun Gulan, jenazah Felix langsung dibawa ke Rumah Sakit Lanud Adisumarmo dengan ambulans. Namun, bangkai pesawat yang hancur berkeping-keping, hingga pukul 15.00 masih berada di lokasi kecelakaan dan belum dievakuasi.

Ratusan warga datang berduyun-duyun ke lokasi kejadian di tengah areal persawahan kering itu. Mereka ingin menyaksikan langsung kondisi pesawat naas tersebut

Ginah (25), warga Dusun Gulan, menceritakan, sebelum kecelakaan itu, sebuah pesawat terbang sangat rendah di atas rumahnya yang berjarak satu kilometer dari lokasi kecelakaan. ”Anak saya sampai ke luar rumah, berteriak (senang), ’Pesawat, pesawat’,” tutur Ginah sambil menggendong anak yang dia maksud.

Pesawat itu, lanjutnya, lantas berputar-putar. ”Tetapi, saya tak melihat peristiwa jatuhnya pesawat karena terhalang pepohonan yang membatasi perkampungan ini dengan areal persawahan,” katanya.

Menurut Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Adisumarmo Kapten Sri Widodo, dalam latihan kemarin, Felix tengah melakukan tahapan aerobatik yang memiliki risiko lebih tinggi dibanding latihan sebelumnya.
(Kompas, Sabtu 19/09/09)
0 Responses


Berita Terkini